"Dijual ke Harry Tanoe atas nama istrinya," ujar anak pertama Adam Malik, Otto Malik, usai diskusi kenegaraaan di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2008).
Otto mengatakan, museum itu dijual karena sudah tidak terpelihara lagi sejak diputusnya dukungan dari pemerintah.
"Kalau dulu aktif karena dapat dukungan dari pemerintah. Tetapi ketika diputus, agak berat kami untuk mempertahankan," ujarnya.
Koleksi-koleksi yang ada di museum tersebut diberikan kepada ahli waris. Namun Otto enggan menjawab apakah ada koleksi museum yang dijual.
"Saya nggak bisa jawab," tegasnya.
Sementara itu, sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam menilai penjualan ini sangat memprihatinkan. Meskipun tidak ada kewajiban hukum dari pemerintah untuk mempertahankan warisan tokoh nasional, tapi seharusnya ada kewajiban moral untuk menghargai tokoh bangsa.
"Museum tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta sampai Adam Malik harusnya diperhatikan oleh pemerintah. Harus diperhatikan, ini kan aset bangsa," pinta Asvi.sumber
Posting Komentar