Mantan Menteri Penerangan
Malaysia, Zainudin Maidin, dengan terang-terangan menghina mantan
Presiden Indonesia BJ Habibie dalam sebuah artikel di laman Utusan
Malaysia. Penghinaan "dog of imperialism," dia sebutkan untuk menanggapi kunjungan Habibie di Malaysia.
Laman Bernama sempat
menurunkan laporan mengenai kunjungan Habibie di Universitas Selangor,
Malaysia, awal Desember 2012. Dalam pidatonya, Habibie mengupas sedikit
kondisi Indonesia saat transisi dari Pemerintahan Soeharto kepada
dirinya.
Habibie mengatakan, sistem demokrasi menjamin hak-hak
warga. Tapi di sisi lain, Habibie menegaskan, warga pun harus
bertanggung jawab.
"Saat ini, banyak orang yang berbicara
mengenai hak-hak azasi di bawah demokrasi. Tapi, tidak ada yang
berbicara mengenai tanggung jawab manusia," kata Habibie dalam acara
bertajuk "Habibie and Indonesia's Transition to Democracy" itu.
Habibie
yang mengambil alih pemerintahan saat Soeharto mundur, Mei 1998, merasa
bertanggung jawab untuk memulihkan demokrasi di Indonesia, saat itu.
Dan, hal yang pertama kali dia lakukan adalah membebaskan para tahanan
politik era Orde Baru.
"Mereka yang melawan Pemerintah Indonesia
tidak boleh dimasukkan ke dalam penjara. Sebab, penjara adalah untuk
kriminal yang membahayakan masyarakat," katanya. Meski kebijakannya
dipertanyakan banyak pihak, kata Habibie, dia tetap memproses pembebasan
para tahanan politik tersebut.
Habibie menjadi Presiden RI paling singkat masa jabatannya, hingga kini. Dia menjabat dari tahun 1998 hingga 1999.
Selain
pembebasan tahanan politik, Habibie pun membuat satu kebijakan yang
menuai kontroversi hingga kini, menyetujui referendum bagi provinsi
termuda Indonesia saat itu, Timor Timur pada 30 Agustus 1999. Hasil
referendum ini, Timor Timur lepas dari kedaulatan Indonesia dan menjadi
negara baru bernama Timor Leste.sumber
Posting Komentar